KERINCI, JAMBI – Pernyataan Calon Bupati Kerinci, Tafyani Kasim, setiap kali menjawab pertanyaan dari panelis maupun kandidat lainnya pasa saat debat selalu menyebutkan bahwa akan membawa teman-temannya untuk investor ke Kerinci mendapat tanggapan kritis dari warga.
Dalam debat calon bupati yang berlangsung baru-baru ini, HTK menyatakan komitmennya untuk membuka peluang investasi demi meningkatkan perekonomian dan menciptakan lapangan kerja di daerah tersebut. Namun, banyak warga yang mempertanyakan kenapa hal tersebut baru disuarakan saat masa kampanye Pilkada, padahal Kerinci sudah lama membutuhkan perhatian serius dalam hal pembangunan ekonomi.
Baca juga:
Tony Rosyid: Komunikasi Yes, Koalisi No
|
"Kenapa baru sekarang dia ingin bawa investor ke Kerinci? Selama ini, apa yang sudah dia lakukan untuk menarik investasi? Masyarakat di sini sudah lama berharap adanya kemajuan, tapi justru yang terlihat selama ini adalah janji-janji yang tak kunjung terealisasi, " ujar Irwan, salah seorang warga Kerinci.
Dalam debat tersebut, HTK mengungkapkan bahwa salah satu fokus program kerjanya adalah memperbaiki iklim investasi di Kerinci, dengan menawarkan kemudahan izin dan fasilitas yang menarik bagi para investor baik untuk wisata, RS bahkan lainya. Ia menegaskan bahwa potensi besar di sektor pariwisata, perkebunan, dan sektor lainnya di Kerinci harus dimaksimalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Namun, sejumlah warga Kerinci merasa kecewa dengan klaim tersebut. Mereka menganggap bahwa selama ini para calon bupati lebih banyak berfokus pada pencitraan saat Pilkada tanpa ada bukti konkrit terkait upaya mereka dalam menarik investor atau memperbaiki iklim investasi di daerah tersebut.
"Kalau memang benar ingin membawa investor ke Kerinci, seharusnya dari dulu sudah ada upaya serius, bukan hanya saat Pilkada seperti ini. Kami butuh tindakan nyata, bukan janji kosong, hati - hati ini hanyalah intrik, " tegas Indra, warga lainnya.
Beberapa kalangan mengungkapkan, bahwa meskipun Kerinci memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, permasalahan klasik seperti buruknya infrastruktur, persoalan pendidikan dan kesehatan, serta birokrasi yang terkadang berbelit-belit menjadi hambatan besar bagi investor untuk berinvestasi di daerah tersebut. Banyak yang merasa calon bupati yang terpilih nantinya harus lebih fokus pada upaya nyata untuk memecahkan masalah-masalah mendasar ini, bukan hanya menunggu masa Pilkada untuk menggulirkan janji.(*)